by Ry Kusumaningtyas pada 08 Mei 2010 jam 20:23
Ada yang menitik...
Perlahan...lalu menderas...
Tumpah tak terkendali...
Dalam diam...
Lara itu mengalir, menyelinap, mengendap
Menjelma menjadi hantu dalam mimpi terburukku
Ingin kutulis pedih ini
Di atas selembar daun...
Berharap suatu saat akan luruh bersama kemarau
Gugur ke tanah
Mengering dan membusuk...
Ingin kuteriakkan sakit ini
Di tengah hiruk pikuk dunia...
Berharap seorang saja mendengar
Tanpa tatapan menusuk
Penuh penghakiman...
Ingin kusumpah serapahkan kemarahan ini
Di dalam derasnya ombak lautan
Agar dapat terbawa pergi
Meninggalkan pantai hatiku yang koyak
Menuju garis cakrawala...
Tapi....
Aku terpancang di sini
Terpaku oleh kenyataan...
Dijerat oleh apa yang disebut manusia Takdir
Dan terbelenggu oleh sebuah rasa...
CINTA...
Tuhan...
Bila manusia begitu tak sempurna...
Kenapa begitu banyak harapan tersemai di padang asa yang tak bertepi?
Tuhan...
Bila aku begitu hina di mata makhlukmu...
Kenapa begitu banyak kesabaran yang kutanam di ladang gersang hatiku yang carut marut?
Tuhan...
Ingin kusandarkan letih ini di bahu-MU
Dan ingin kuminta sebuah harapan dalam lirih doaku...
Bilakah pintu kebenaran itu terbuka?
Aku telah menempuh ribuan mil jalanan berdebu
Terengah tertatih dalam pendakian yang terjal...
Ketika kusampai..aku terpuruk dalam letih yang mematahkan tulang
Kuketuk pintu kebenaran itu...
Ribuan kali...jutaan kali...
Tapi tak jua terbuka...
Tuhan...
Bila matahariku sudah tak bersinar lagi...
Kemanakan kukeringkan air mataku?
Selain dalam jubah kebesaran-Mu?
Sungguh...
Ingin kuhapus air mata ini....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar