oleh Ry Kusumaningtyas pada 08 Juni 2011 jam 23:57
Bertanya hati kepada cinta
Kenapa kau datang padaku...
Seperti gelap menyelimuti malam saat aku ingin benderang...
Seperti dingin memeluk senja saat aku ingin bermandi mentari...
Seperti gersang padang sahara saat dahaga mencekik leher...
Seperti mimpi terburuk yang membangunkan aku dari lelap...
Kenapa kau mengetuk pintuku...
Padahal aku tak menginginkanmu ada...setidaknya tidak sekarang....
Nanti...esok atau kelak...mungkin...tapi tidak detik ini...
Ruangan kosong itu masih ingin kuhiasi dulu dengan mimpi..
Aku masih ingin terbang dengan sayapku...
Aku masih ingin menari dalam riangku...
Aku masih jera pada luka...
Dan meminta hati kepada cinta....
Tolong jangan datang bersamanya...
Tolong jangan dia yang memiliki tatapan membiusku dalam candu...
Jangan dia yang membawa pedang berhias rangkaian mawar...
Jangan dia yang tersenyum manis bagai malaikat tapi tertawa serupa iblis...
Jangan dia yang membelai selembut sutra tapi menikamku dengan belati...
Tolong....berharap hati kepada cinta...
Bila kau memaksa datang dan menjajah singgasanaku, wahai cinta...
Wujudkan dirimu dalam kearifan...agar aku tak tersesat
Mungkin di tengah letih kau bisa datang dalam wujud keadilan...
Saat terpuruk...datanglah sebagai harapan...
Dan bila kepedihan itu harus kau bawa juga...ajari aku ikhlas itu...
Dan akhirnya berkatalah cinta kepada hati...
Aku mengalir bersama udara yang kau hirup...
Aku ada di kedalaman relungmu tanpa kusengaja...
Aku tak memiilihmu atau dia...
Kau tak bisa menolakku datang sebagaimana aku tak bisa berlari pergi...
Kau tak kuasa mengunci pintumu saat aku mengetuknya...
Karena aku adalah kebebasan yang tak dapat dibelenggu waktu...
Tak dapat kau masukkan aku dalam kotak berlabel agama, suku, usia, harta, martabat dan segala batasan yang diciptakan manusia...
Aku telah terikat dalam satu simpul terkunci yang kau sebut Takdir...
Aku ada karena kuasa dari Dia Sang Maha Pengasih...
Dan bersamaku ada kekuatan terbesar yang mampu merubah dunia...
Aku akan melukaimu..tapi aku juga yang akan membalutnya...
Aku akan menghancurkanmu...tapi aku juga yang akan menata kembali setiap serpihan...
Aku akan membuatmu berderai air mata...tapi aku pula yang akan mengusapnya...
Jadi jangan kau lari dariku, wahai hati...
Biarkan aku datang mengetuk pintumu...
Akan kuajari kau arti ketulusan, keberanian, pengorbanan, kesetiaan dan keihlasan...
Aku akan memberikan keseluruhan diriku tapa mengambil apapun selain dirimu...
Dan biarkan aku menyinarimu bersama cahaya dalam awal dan tanpa akhir...
Maka..berkata hatiku kepada hatimu...
Berharap dicintai begitu dalam olehmu...akan memberiku kekuatan...
Dan mencintaimu...begitu dalam...akan memberiku keberanian...
Aku memang tak memintamu datang...dan tak memilihmu ada...
Tapi andaipun hidup memberiku pilihan itu...
Aku tetap hanya akan mencintaimu....
Bersama gelap dan terangnya cahayamu...
Selalu di awal dan tanpa pernah berada di akhir...