oleh Ry Kusumaningtyas pada 15 September 2011 jam 13:52
Apa itu rasa sakit?
Sakit bagiku seperti...
Sesuatu yang membuatku harus berbaring tak berdaya berhari-hari dan menatap langit-langit kamar dengan rasa bosan...
Sesuatu yang membuatku ingin bisa menikmati secangkir teh panas manis tanpa menyisakan rasa pahit di lidah...
Sesuatu yang membuatku merindukan banyak hal...
Berjalan-jalan, membaca novel kesukaanku, jajan siomay, makan rujak dan sambal yang pedas, ngrumpi dengan teman-temanku...bahkan membuatku merindukan pekerjaan kantorku yang belum terselesaikan...
Aku juga merindukan teriknya matahari dan jalanan berdebu yang menghanguskan kulitku...
Hmmmm.....sakit bisa menjadi sesuatu yang sangat menyebalkan...
Tapi, entah kenapa...
Semakin benci aku pada sakit, semakin sering Tuhan memberiku sakit...
Aku tidak pantas marah pada Tuhan kan?
Jadi di antara demam, mual dan sakit kepala yang membuatku tak bisa tidur, aku mencoba mencari ‘sesuatu’ di balik ‘kenapa Tuhan memberiku sakit?’
Dan aku menemukan banyak jawaban yang menakjubkan...
Sakit membuatku bersyukur akan sehat (klise kedengarannya...tapi ini benar)...
Sakit membuatku lebih memaknai, menghargai, merenungkan dan menyadari hidup..
Sakit memberiku banyak waktu untuk memutar ulang kaleidoskop hidupku..
Apa saja ya yang sudah kulakukan selama aku hidup dan saat aku sehat?
Apakah itu sesuatu yang baik dan berguna?
Ataukah sesuatu yang hanya membuang-buang waktu dan membawa keburukan?
Membuatku mengagendakan kembali semua hal-hal buruk dariku yang harus kuperbaiki dan kutinggalkan saat aku sehat nanti..bukan bila aku sehat..
Sebelum sakit, di tengah rutinitas hidupku...
Terkadang aku merasa begitu kesepian bahkan di tengah hiruk pikuk sekalipun...
Dan seringkali aku merasa terpuruk dengan begitu banyak masalah di hidupku yang membuatku lupa mensyukuri hal-hal kecil..
Sakit membuatku lebih banyak bersyukur...
Sakit membuatku belajar arti ketulusan dari memberi dan berbagi, juga kasih sayang...
Sakit mempertemukan aku dengan sahabat-sahabat yang luar biasa...dan hal-hal luar biasa yang mereka lakukan untukku...
Sakit membuatku merindukan keluargaku yang jauh dan membuatku lebih menyayangi mereka...
Bila aku tidak sakit, mungkin aku tak akan menyadari indahnya cahaya matahari yang menerobos kisi-kisi jendela kamarku...
Betapa manisnya buah mangga di halaman rumahku bila nanti sudah ranum...
Betapa segarnya udara di luar sana....
Dan bahkan semangkuk mie instan yang panas mengepul dengan irisan cabai rawit akan berasa seperti santapan mewah di restoran mahal...
Sakit...bagiku hampir seperti berpuasa yang pada hakikatnya tidak hanya menahan lapar dan haus tapi juga mengendalikan hawa nafsu duniawi...
Sakit adalah saat di mana aku merasa begitu dekat dengan Tuhan...
Saat di mana kebesaran Tuhan terasa begitu nyata...
Sakit membuatku lebih banyak mengingat dan menyebut nama-Nya...
Sakit membuatku lebih mencintai Tuhan...
Sakit adalah detoks jiwa....
Sakit adalah salah satu cara Tuhan yang merindukan aku agar dekat dengan-Nya...
Jadi bila sakit itu adalah bukti kasih sayang Tuhan...
Dan bila sakit baik buatku...
Adakah alasan yang bisa membuatku tidak mensyukurinya?
Bukankah Tuhan lebih tahu apa yang baik bagiku walau mungkin tidak terasa menyenangkan buatku..
Sakit, sehat, kaya, miskin, senang, susah dan seperti semua yang diberikan Tuhan untuk manusia sesungguhnya adalah untuk kebaikan...
Jujur, aku tidak suka sakit Tuhan...
Tapi bukankah setiap sakit sekecil apapun walau hanya tertusuk duri atau tersandung batu bagi hamba-Mu yang beriman dan bertakwa akan mengurangi dosanya?
Jadi bila aku harus sakit, aku akan melewatinya dengan penuh rasa syukur...
Terima kasih Tuhan, karena telah memberiku sakit ini...
NB:
Terima kasih untuk anakku tersayang yang membawakan aku secangkir teh manis buatannya sediri sebelum dia berangkat sekolah dan menjadi rajin mencuci piring yang kotor dan menyapu rumah..(makasih sayang, juga buat doa, Yasin dan kasih sayangmu buat Mama)
Terima kasih untuk seorang sahabat yang telah mengantarku ke rumah sakit, menemaniku setiap hari dengan sapaan, semangat dan keceriaannya..(love you so much, Bunda...)
Terima kasih untuk sahabat baruku dengan hatinya yang tulus, rela bangun di pagi buta, membuatkan aku bubur dan makanan dan mengantarkannya sebelum dia berangkat kerja...(terima kasih tidak terhingga, Mbakyu)
Terima kasih untuk sahabat lamaku atas perhatian, obat dan botol air panasnya (sangat membantu bila aku demam tinggi)...
Terima kasih untuk saudaraku yang dengan kesederhanaan hatinya, rela meninggalkan keluarganya untuk merawatku...(makasih ya Ning)
Terima kasih untuk orang yang kusayangi untuk semua perhatian, kasih sayang dan kehadirannya yang kurindukan...
Dan begitu banyak rasa syukur...
Buat temen-temen yang sudah menyapaku yang belum bisa kubalas satu-satu, maaf ya...dan makasih..miss u all...
CAHAYA KECILKU
segalanya tentang cinta, keikhlasan dan hidup
Jumat, 04 November 2011
Kamis, 03 November 2011
MENCARIMU
oleh Ry Kusumaningtyas pada 03 Juli 2011 jam 22:06
Mencarimu....
Di sepanjang jalan ini.
Di antara rerumputan basah yang terinjak di .
Di antara lirih desah angin yang membisikkan pilu.
Di antara malam yang sepi tanpa cahaya.
Mencarimu...
Di sepanjang waktuku
Di antara siang dan malam yang datang silih berganti
Di antara putaran roda sang waktu
Di antara letih penat dan peluh
Aku mencarimu kemana-kemana
Di antara debur ombak yang melantunkan lara
Di antara daun-daun yang luruh bersama kemarau
Bersama hujan yang menangis
Dan bumi yang semakin letih...
Aku mencarimu dan kau tiada
Telah kucari di setiap sudut ruang di hatiku
Telah kucari di setiap detik nafas yang kuhirup
Telah kucari di setiap jejak langkahku bersama asa
Dimana engkau wahai rindu?
Apakah kau bersembunyi dalam tanya “ dimana kau” padahal seharusnya “aku disini”?
Apakah kau akan mencaci “ini semua salahmu” dan bukan “maafkan aku”?
Apakah keluhmu “seandainya kamu begini” dan tidak “mencintaimu apa adanya”?
Aku telah letih mencarimu...
Dan kau bersembunyi bersama amarah dan kecewaku...
Jangan pergi wahai rindu
Jangan tinggalkan dunia sebelum kau bisikkan padanya
Seberapa banyak ruang kosong yang bisa kau isi
Jangan biarkan ia galau bertanya dan menghabiskan seluruh hidupnya tuk mencari tahu
Mencarimu..
Disepanjang waktu...
Haruskah sesal itu datang baru kau tahu arti hadirnya bagimu?
(Jangan tunggu seseorang tiada baru kau sadari artinya bagimu)
Mencarimu....
Di sepanjang jalan ini.
Di antara rerumputan basah yang terinjak di .
Di antara lirih desah angin yang membisikkan pilu.
Di antara malam yang sepi tanpa cahaya.
Mencarimu...
Di sepanjang waktuku
Di antara siang dan malam yang datang silih berganti
Di antara putaran roda sang waktu
Di antara letih penat dan peluh
Aku mencarimu kemana-kemana
Di antara debur ombak yang melantunkan lara
Di antara daun-daun yang luruh bersama kemarau
Bersama hujan yang menangis
Dan bumi yang semakin letih...
Aku mencarimu dan kau tiada
Telah kucari di setiap sudut ruang di hatiku
Telah kucari di setiap detik nafas yang kuhirup
Telah kucari di setiap jejak langkahku bersama asa
Dimana engkau wahai rindu?
Apakah kau bersembunyi dalam tanya “ dimana kau” padahal seharusnya “aku disini”?
Apakah kau akan mencaci “ini semua salahmu” dan bukan “maafkan aku”?
Apakah keluhmu “seandainya kamu begini” dan tidak “mencintaimu apa adanya”?
Aku telah letih mencarimu...
Dan kau bersembunyi bersama amarah dan kecewaku...
Jangan pergi wahai rindu
Jangan tinggalkan dunia sebelum kau bisikkan padanya
Seberapa banyak ruang kosong yang bisa kau isi
Jangan biarkan ia galau bertanya dan menghabiskan seluruh hidupnya tuk mencari tahu
Mencarimu..
Disepanjang waktu...
Haruskah sesal itu datang baru kau tahu arti hadirnya bagimu?
(Jangan tunggu seseorang tiada baru kau sadari artinya bagimu)
Sabtu, 11 Juni 2011
Untuk Seorang Sahabat
oleh Ry Kusumaningtyas pada 11 Juni 2011 jam 23:03
Sahabat...
Bisakah kau katakan secantik apa rembulan bila kau belum pernah ada di sana?
Bisakah kau rasakan selembut apa awan bila kau belum pernah menyentuhnya?
Darimana kau tahu sepahit apa sebuah rasa bila kau belum pernah mengecapnya?
Cukupkah hanya dengan menatapnya dari jauh?
Cukupkah hanya dengan menilai tanpa tahu?
Sebagaimana hati seseorang...
Bisakah kita menilainya bila menjenguk kedasarnya saja kita tak mampu?
Pantaskah kita menghakimi hidup seseorang bila hidup seperti apa yang dia rasakan saja kita tak tahu?
Setiap manusia punya skenario kehidupannya sendiri..
Dan mempunyai caranya sendiri untuk berperan di dalam sketsa kehidupan
Hanya ada satu sutradara...yaitu Tuhan
Dan hanya Dia yang berhak menilai dan menghakimi...
Jadi janganlah kita menjadi mereka yang merasa berhak menghakimi orang lain
Belum tentu dia yang kita hakimi lebih buruk dari yang kita lihat...
Dan belum tentu kita lebih baik dari dia...
Cermin hanya dapat menampilkan bayangan...
Cermin bahkan tak bisa melihat dirinya sendiri...
Lilin hanya mampu menyinari sekelilingnya...
Lilin bahkan tak mampu menyelamatkan dirinya sendiri dan terbakar...
Dan kita hanya dapat melihat apa yang terlihat mata...
Hanya dapat mendengar apa yang bisa terdengar oleh telinga...
Hanya mampu merasa apa yang terkecap di bibir...
Hanya sanggup meraba apa yang tersentuh jemari...
Tapi hati adalah rahasia...
Bisakah kau ukur tingginya langit hanya dengan berandai memiliki dua sayap?
Bisakah kau hitung banyaknya bintang di langit hanya dengan dua tanganmu?
Apakah bila seseorang menangis kepadamu dan kau dapat mengartikannya tidak bersyukur?
Dan bila seseorang membagi lukanya dan kau nyatakan dia sebagai orang yang lemah?
Tuhan memberi manusia air mata dan hati bukan tanpa maksud
Menangis tidak selalu menjadi kelemahan...
Berbagi luka tidak selalu menjadi keluh kesah...
Semua tak bisa hanya kau lihat dengan cermin dirimu...
Terkadang kebenaran seseorang bukannya dalam apa yang dia ungkapkan kepadamu...
Namun mungkin justru dalam segala yang tak sanggup ia ungkapkan kepadamu...
Bila kau benar-benar ingin memahami seseorang...
Jangan hanya mendengarkan apa yang dia katakan, tapi apa yang tidak terkatakan...
Jangan hanya melihat apa yang dia perlihatkan, tapi apa yang tak terlihat...
Jangan hanya menilai rasa apa yang dia tunjukkan, tapi apa yang tak terasa...
Sanggupkah engkau?
Bila tidak...
Janganlah menjadi hakim dari hidup orang lain...
Sahabat...
Semoga engkau dan aku diberi ketenangan untuk menerima apa yang tak dapat dirubah...
Memiliki keberanian untuk merubah segala yang dapat dirubah...
Dan semoga engkau dan aku memiliki kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya...
Sahabat...
Bisakah kau katakan secantik apa rembulan bila kau belum pernah ada di sana?
Bisakah kau rasakan selembut apa awan bila kau belum pernah menyentuhnya?
Darimana kau tahu sepahit apa sebuah rasa bila kau belum pernah mengecapnya?
Cukupkah hanya dengan menatapnya dari jauh?
Cukupkah hanya dengan menilai tanpa tahu?
Sebagaimana hati seseorang...
Bisakah kita menilainya bila menjenguk kedasarnya saja kita tak mampu?
Pantaskah kita menghakimi hidup seseorang bila hidup seperti apa yang dia rasakan saja kita tak tahu?
Setiap manusia punya skenario kehidupannya sendiri..
Dan mempunyai caranya sendiri untuk berperan di dalam sketsa kehidupan
Hanya ada satu sutradara...yaitu Tuhan
Dan hanya Dia yang berhak menilai dan menghakimi...
Jadi janganlah kita menjadi mereka yang merasa berhak menghakimi orang lain
Belum tentu dia yang kita hakimi lebih buruk dari yang kita lihat...
Dan belum tentu kita lebih baik dari dia...
Cermin hanya dapat menampilkan bayangan...
Cermin bahkan tak bisa melihat dirinya sendiri...
Lilin hanya mampu menyinari sekelilingnya...
Lilin bahkan tak mampu menyelamatkan dirinya sendiri dan terbakar...
Dan kita hanya dapat melihat apa yang terlihat mata...
Hanya dapat mendengar apa yang bisa terdengar oleh telinga...
Hanya mampu merasa apa yang terkecap di bibir...
Hanya sanggup meraba apa yang tersentuh jemari...
Tapi hati adalah rahasia...
Bisakah kau ukur tingginya langit hanya dengan berandai memiliki dua sayap?
Bisakah kau hitung banyaknya bintang di langit hanya dengan dua tanganmu?
Apakah bila seseorang menangis kepadamu dan kau dapat mengartikannya tidak bersyukur?
Dan bila seseorang membagi lukanya dan kau nyatakan dia sebagai orang yang lemah?
Tuhan memberi manusia air mata dan hati bukan tanpa maksud
Menangis tidak selalu menjadi kelemahan...
Berbagi luka tidak selalu menjadi keluh kesah...
Semua tak bisa hanya kau lihat dengan cermin dirimu...
Terkadang kebenaran seseorang bukannya dalam apa yang dia ungkapkan kepadamu...
Namun mungkin justru dalam segala yang tak sanggup ia ungkapkan kepadamu...
Bila kau benar-benar ingin memahami seseorang...
Jangan hanya mendengarkan apa yang dia katakan, tapi apa yang tidak terkatakan...
Jangan hanya melihat apa yang dia perlihatkan, tapi apa yang tak terlihat...
Jangan hanya menilai rasa apa yang dia tunjukkan, tapi apa yang tak terasa...
Sanggupkah engkau?
Bila tidak...
Janganlah menjadi hakim dari hidup orang lain...
Sahabat...
Semoga engkau dan aku diberi ketenangan untuk menerima apa yang tak dapat dirubah...
Memiliki keberanian untuk merubah segala yang dapat dirubah...
Dan semoga engkau dan aku memiliki kebijaksanaan untuk mengetahui perbedaannya...
Langganan:
Postingan (Atom)